Langsung ke konten utama

Sudah Siap, dong!


Beberapa hari yang lalu dan sampai sekarang Ibuk memandatkan urusan dapur kepada saya, anak perempuan satu-satunya. Mungkin Ibuk sedikit khawatir, karena anak perempuan di rumah kok nggak pernah masak, mentok cuma bantu iris-iris bumbu dan cuci piring, takutnya saya nggak bisa masak. Hingga muncullah ide penyerahan mandat tersebut. 

Bukan apa-apa, kalau urusan masak memasak insyaallah bisa lah, tapi kalau harus ke pasar memang yang saya beli harganya beda dengan Ibuk, lebih mahal tentunya. Karena kalau urusan negosiasi harga sayur saya tidak expert, bahkan antre di tukang sayurnya pun sering disrobot mamah-mamah milenials. Itu juga membuat nyali saya ciut kalau harus beli sayur di pasar lebih dulu. Wkwkwk

Hari pertama saya masak sayur tahu bumbu kuning gitu, namanya apa lupa, pokoknya bersantan. Ketika jam makan siang tiba (sok sok an makan siang,hehe) Ibuk Bapak makan dengan lahap. Dalam hati, "Wah pasti ini enak masakanku." Kemudian inisiatif nanya ke Ibuk. 

"Buk, enak kan sayurnya?"

"Enaklah, lha wong bumbunya banyak gitu." 

"Hahahaha, udah Buk, bilang aja sayurnya enak. Nggak usah pake alasan bumbu banyak." 

Kemudian kami tertawa bareng. 

Kemudian Ibuk nanya kenapa saya nggak pernah masak kalau di rumah. Alasan saya karena saya nggak pernah menerima mandat untuk masak secara langsung. Sudah ada yang masak, mending saya mengerjakan pekerjaan lain (meski seringnya facebookan mulu).

Mengetahui alasan saya, Ibuk mulai meminta saya bertanggungjawab penuh atas konsumsi keluarga selama beberapa hari. Sebagai anak perempuan yang sudah siap menikah, eh memasak maksudnya, saya iyakan permintaan Ibuk tanpa pikir panjang. 

Hari kedua saya memasak orek wortel campur tahu tempe, menu masakan andalan saya dari masa ke masa. Jangan ditanya soal rasa kalau memasak orek wortel, saya sudah benar-benar menguasai medan untuk masak itu. Alhamdulillah ketika Ibuk pulang dari dinas hariannya (bertani) beliau cukup menyukai menu masakan saya. Hahahaha, semoga ndak terpaksa. 

Berkali-kali Ibuk menceritakan ke tetangga perihal masakan saya yang katanya uenak dibanding masakan Ibuk saya sendiri. Saya nggak tahu ini untuk memotivasi saya biar lebih rajin lagi masaknya atau memberi kode ke tetangga kalau anaknya sudah pantes dijadikan mantu. Wkwkwkwk.

Untuk hari ketiga saya lupa masak apa, dan begitu juga hari selanjutnya. Karena tulisan ini saya tulis awal Maret kemarin, tapi belum sampai selesai dan saya lanjutkan menulis tanggal 30 Maret. Jadi mohon maklum jika sudah lupa beberapa kejadian yang kemarin. 

Semoga bisa istikomah memasak tanpa perlu menerima mandat alias disuruh. Jika ingin menjadi menantu idaman kan ya harus rajin masaque... đŸ˜‚

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jendela, Aku Rindu…

Jendela Magetan adalah komunitas kecil yang aku dan teman-temanku dirikan sebagai wadah untuk berbagi dalam hal membaca buku. Rasanya mau cerita agak Panjang. Tapi takut yang membaca jadi bosen. Oke lah, diringkas saja. Tahun 2017 aku merantau ke Ciputat karena berbagai macam factor, mulai dari ketidakjelasan akan masa depan, juga untuk menghindari beberapa omongan miring orang sekitar tentang mahasiswa yang lulus kuliah kok nggak segera dapat pekerjaan mapan. Kalau istilah remaja sekarang, waktu itu aku mengalami yang Namanya “Quarter Life Crisis”. Dengan merantau, aku ada di lingkungan yang baru, pengalaman baru, tentunya banyak hal baru yang didapat. Di Ciputat aku berteman dengan Mutia dan Dian yang kebetulan sangat sefrekuensi denganku. Kami sama-sama suka buku, diskusi ringan, dan suka berkunjung ke tempat-tempat yang asik untuk baca. Kemudian kami mengoleksi beberapa buku Bersama. Tak hanya Mutia dan Dian, aku bertemu dengan Mbak Ria, dia juga sangat nyaman untuk diajak disk

Insyaallah, Semua akan Baik Baik Saja..

Alhamdulillah proses operasi kuret berjalan lancar dan tidak begitu sakit, alhamdulillah. Saya Dan suami sudah sedikit lega, rasanya sudah beda tidak seperti sebelumnya. Proses pra Dan pasca operasi membuat says sadar betul, betapa sayang Dan perhatian suami saya. Rasanya setiap apapun bentuk perhatian yang dia berikan ingin sekali memberi pelukan hangat kepadanya.  Dari pagi, kami bersiap menuju RS untuk kuret, suami menyiapkan semuanya. Saya hanya tinggal bersih2 diri Dan makeup. Mulai dari merebus air untuk Mandi, menyiapkan sarapan, menyeteeika pakaian, menyiapkan kendaraan, menyiapkan administrasi yang diperlukan, jadi saya terima jadi semuanya. Ya Allah, rasanya terharu sekali melihat suami begitu perhatian, sayang, dan hangat seperti saat ini, meski setiap hari juga seperri itu, tapi kali ini lebih.  Saya mencintai suami lebih dari apapun, bahkan jika ditanya apa yang membuat saya jatuh cinta dan sayang pada suami, saya sulit menjelaskan satu per satu alasannya. Karena

Bazar dan Kegembiraan Siswa

  Rasanya setiap siswa akan senang dan sumringah ketika mereka keluar dari kelas, haha hihi dengan temannya, berkunjung ke kantin, antri di toilet, dan aktivitas lain yang pokoknya di luar kelas aja. Hayo ngaku aja, yang sekarang jadi bapak ibu guru, pastinya dulu mengalami jadi siswa juga kan? Pasti seneng juga ketika sedang di luar kelas.  Begitu juga ketika kegiatan bazar berlangsung, siswa seneng luar biasa meski mereka harus mempersiapkan banyak hal untuk apa yang akan dijual dan menyusun standing bazarnya.  Bazar di sekolah saya kali ini diselenggarakan untuk memeriahkan kegiatan penerimaan rapor semester ganjil oleh wali murid. Selain memeriahkan, ternyata bazar ini menjadi kegiatan yang dinanti-nantikan siswa. Bagaimana tidak, terlihat dari antusias siswa dalam bazar ini. Aneka jenis makanan dan minuman dijual oleh mereka, mulai dari kelas X hingga kelas XII. Ada yang menjual jenis makanan tradisional seperti getuk, cenil, cilok, dan ada yang menjual makanan yang sedang hits at