Langsung ke konten utama

Tips Berdamai dengan Tampang menurut Yudha Keling

Sejujurnya, tulisan ini dibuat karena saya pribadi tengah mengalami keminderan yang amat sangat menyiksa dan rasa minder saya sudah dalam stadium paling parah. Jadi bisa dikatakan saya sedang minder seminder mindernya, bukan rindu serindu-rindunya ya. Memang saya minderan dari kecil, dan belum hilang sampai sekarang. Yang membuat saya minder tentunya karena apa yang saya miliki saya rasa jauh di bawah dari apa yang orang lain miliki, entah itu dari sisi fisik terutama, kompetensi, materi, perangai, dan banyak lagi. Bisa dikatakan saya ini sangat tidak bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan, tapi berkali-kali saya mencoba untuk menerima dan mensyukuri apa yang saya miliki meski tidak dipungkiri bahwasanya rasa kurang percaya diri masih selalu menghantui.

Pasalnya, sebentar lagi saya diharuskan untuk mampu menjadi sosok panutan bagi peserta didik di sebuah lembaga pendidikan tingkat atas dan itu salah satu kekhawatiran terbesar saya. Hingga menyebabkan saya sering minder dan mencari-cari cara bagaimana agar bisa tampil percaya diri di depan orang banyak. Selain itu, status lajang di umur seperempat abad juga menjadi salah satu penyebab kekhawatiran saya. Kemudian beruntung saya hari ini dipertontonkan pada sebuah tayangan youtubenya Dzawinur yang berjudul "Berdamai dengan Tampang Bersama Yudha Keling". Hahaha.. Jujur, saya sangat penasaran bagaimana cara berdamai dengan tampang, apalagi tamunya adalah Yudha Keling yang sering dibully teman-teman stand upnya karena keeksotisan kulitnya.

Dalam video tersebut Yudha Keling membagikan resep bagaimana cara berdamai dengan tampang yang bisa dibilang kurang cakep, atau bahasa kasarnya "jelek" dibanding tampang laki-laki lain. Yang pertama yaitu kalau teman-teman memiliki budget lebih, bisa dengan melakukan perawatan pada penampilan agar lebih terawat dan bisa terlihat good looking di mata orang lain. Namun jika dihadapkan pada kondisi finansial yang serba terbatas atau bahkan kekurangan, ada alternatif kedua yaitu dengan cara menerima apa adanya dan mencoba untuk tidak sakit hati ketika dikata-katain. Karena menurut Yudha Keling yang katanya sudah sering dikata-katain dari kecil sampai sekarang, kita cukup kesulitan jika harus mengatur pola pemikiran orang banyak untuk tidak melakukan body-shaming jadi lebih baik untuk mengatur pola pikir diri sendiri untuk tidak tersinggung atau sakit hati atau baperan ketika dikata-katain orang lain.

Lain halnya dengan Dzawin, dia tetap setuju dengan apa yang dikatakan Yudha, tapi dia memiliki opini sendiri tentang bagaimana berdamai dengan tampang. Dzawin semasa kecil juga pernah dikata-katain, meski lebih sering ngata-ngatain kalau dia mah, yauti ketika dia agak tonggos giginya. Ketika Dzawin dikata-katain oleh teman-temannya karena gigi tonggos, dia akan balas ngata-ngatain dengan ngajak teman yang lebih banyak. Dan itu dulu. Hehe.. Sekarang, menurut Dzawin, seseorang tidak bisa berkuasa pada semua bidang, kalau kita tidak memiliki fisik atau tampang yang cakep, kita bisa menonjolkan kemampuan kita di sisi yang lain. Contohnya dia yang dari SD selalu masuk 5 besar prestasinya di kelas. Jadi orang lain melihat ada yang menonjol dari diri kita meski tampang pas-pas an sehingga kita bisa berdamai dengan tampang.

Melihat paparan keduanya, saya merasa termotivasi dan kembali bersemangat mengatasi rasa ketidakpercayaandirian saya. Kemudian saya mulai berfikir kira-kira sisi mana dari diri saya yang bisa ditonjolkan. Hahahaha... Maksudnya yang bisa saya maksimalkan dan bisa mengangkat rasa percaya diri saya. Untuk bagian ini biarkan menjadi PR saya. 

Kemudian saya mencoba mengambil hikmah dari segala yang sudah Allah tentukan pada umat-Nya. Menurut pengamatan saya, ada banyak orang yang secara fisik cantik dan ganteng tapi juga memiliki prestasi yang cemerlang di bidang masing-masing, ada juga yang secara tampang pas-pasan tapi prestasinya melambung tinggi dan ini yang dimaksud oleh Dzawin tadi yaitu ketika menonjolkan kelebihan di sisi lain. Hikmahnya adalah ketika saya sendiri saja, ya nggak cantik, biasa saja, prestasi juga belum ada yang bisa dibanggakan dan ini harus dimaksimalkan agar bisa lebih percaya diri dan tidak minderan lagi, yaitu saya diberi kekurangan sedemikian rupa agar saya tidak sombong dan terlalu merasa sempurna dibanding yang lain. Dan ketika seseorang memiliki banyak prestasi dan penampilan oke, itu adalah ujian untuk dia, ujian dari godaan tinggi hati. Hehehhe...

Kesimpulan dari hasil nonton yutubnya Dzawin tersebut, saya akan mengikuti cara keduanya. Ya berusaha menerima apa adanya dan mencoba untuk tidak tersinggung jika dikata-katain, sambil selalu mengupgrade kemampuan lain yang bisa menambah kita semakin percaya diri meski dengan tampang yang pas-pas an. Pada akhirnya, semua kembali pada diri masing-masing bagaimana cara berdamai dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Dan saya mencoba untuk itu, berdamai dan bersyukur.

 Sekian....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jendela, Aku Rindu…

Jendela Magetan adalah komunitas kecil yang aku dan teman-temanku dirikan sebagai wadah untuk berbagi dalam hal membaca buku. Rasanya mau cerita agak Panjang. Tapi takut yang membaca jadi bosen. Oke lah, diringkas saja. Tahun 2017 aku merantau ke Ciputat karena berbagai macam factor, mulai dari ketidakjelasan akan masa depan, juga untuk menghindari beberapa omongan miring orang sekitar tentang mahasiswa yang lulus kuliah kok nggak segera dapat pekerjaan mapan. Kalau istilah remaja sekarang, waktu itu aku mengalami yang Namanya “Quarter Life Crisis”. Dengan merantau, aku ada di lingkungan yang baru, pengalaman baru, tentunya banyak hal baru yang didapat. Di Ciputat aku berteman dengan Mutia dan Dian yang kebetulan sangat sefrekuensi denganku. Kami sama-sama suka buku, diskusi ringan, dan suka berkunjung ke tempat-tempat yang asik untuk baca. Kemudian kami mengoleksi beberapa buku Bersama. Tak hanya Mutia dan Dian, aku bertemu dengan Mbak Ria, dia juga sangat nyaman untuk diajak disk

Insyaallah, Semua akan Baik Baik Saja..

Alhamdulillah proses operasi kuret berjalan lancar dan tidak begitu sakit, alhamdulillah. Saya Dan suami sudah sedikit lega, rasanya sudah beda tidak seperti sebelumnya. Proses pra Dan pasca operasi membuat says sadar betul, betapa sayang Dan perhatian suami saya. Rasanya setiap apapun bentuk perhatian yang dia berikan ingin sekali memberi pelukan hangat kepadanya.  Dari pagi, kami bersiap menuju RS untuk kuret, suami menyiapkan semuanya. Saya hanya tinggal bersih2 diri Dan makeup. Mulai dari merebus air untuk Mandi, menyiapkan sarapan, menyeteeika pakaian, menyiapkan kendaraan, menyiapkan administrasi yang diperlukan, jadi saya terima jadi semuanya. Ya Allah, rasanya terharu sekali melihat suami begitu perhatian, sayang, dan hangat seperti saat ini, meski setiap hari juga seperri itu, tapi kali ini lebih.  Saya mencintai suami lebih dari apapun, bahkan jika ditanya apa yang membuat saya jatuh cinta dan sayang pada suami, saya sulit menjelaskan satu per satu alasannya. Karena

Bazar dan Kegembiraan Siswa

  Rasanya setiap siswa akan senang dan sumringah ketika mereka keluar dari kelas, haha hihi dengan temannya, berkunjung ke kantin, antri di toilet, dan aktivitas lain yang pokoknya di luar kelas aja. Hayo ngaku aja, yang sekarang jadi bapak ibu guru, pastinya dulu mengalami jadi siswa juga kan? Pasti seneng juga ketika sedang di luar kelas.  Begitu juga ketika kegiatan bazar berlangsung, siswa seneng luar biasa meski mereka harus mempersiapkan banyak hal untuk apa yang akan dijual dan menyusun standing bazarnya.  Bazar di sekolah saya kali ini diselenggarakan untuk memeriahkan kegiatan penerimaan rapor semester ganjil oleh wali murid. Selain memeriahkan, ternyata bazar ini menjadi kegiatan yang dinanti-nantikan siswa. Bagaimana tidak, terlihat dari antusias siswa dalam bazar ini. Aneka jenis makanan dan minuman dijual oleh mereka, mulai dari kelas X hingga kelas XII. Ada yang menjual jenis makanan tradisional seperti getuk, cenil, cilok, dan ada yang menjual makanan yang sedang hits at